KLASIFIKASI HADITS BERDASARKAN KUALITASNYA

Hadits ahad terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Hadits Shahih, Hasan, dan dla’if. Hadits Shahih adalah Hadits yang dinukil (diriwayatkan) oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sananya bersambung-sambung, tidak ber’ilat dan tidak janggal. Persyaratan Hadits shahih adalah rawinya bersifat adil, sempurna ingatan, sandnya tiada putus, Hadits itu tidak ber’ilat dan tidak janggal. Keadilan seorang rawi adalah selalu menjaga perbuatan taat dan menjauhi perbuatan maksiat, menjauhi dosa-dosa kecil dan sopan santun, tidak melakukan perkara-perkara yang dapat menggugurkan iman kepada kadar dan mengakibatkan penysalan, tidak mengikuti pendapat salah satu mazhab yang bertentangan dengan dasar syara’. Arti sanad bersambung adalah sanad yang selmat dari keguguran dengan artian rawi dapat saling bertemu dan menerima langsung dari guru yang memberinya. I’Ilat Hadits adalah penyakit yang samar-samar, yang dapat menodai keshahihan suatu Hadits. Kejanggalan dalam Hadits adalah perlawanan antara suatuHadits yang diriwayatkan oleh rawi yang maqbul (yang kuat diterima perawiannya) dengan Hadits yang dirawikan oleh rawi yang tarjih (lebih kuat) dari padanya, disebabkan dengan adanya kelebihan jumlah sanad atau kelebihan dalam kpe-dlabhitan rawinya atau adanya segi-segi tarjih yang lain.Martabat Hadits shahih Hadits mutafaq-‘laihi atau muttafaq-‘ala shihatihi. Yaitu Hadits shahih yang telah disepakati oleh kedua imam Hadits bukhari dan Muslim, tentang sanadnya. Hadits hasan ialah Hadits yang pada sanadnya tiada terdapat orang yang tertuduh dusta, tidak terdapat kejanggalan pada matannya dan Hadits itu diriwayatkan tidak dari suatu jurusan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan maknanya. Klasifikasi Hadits hasan adalah, Hadits hasan lidzatih dan hasan lighairih. yang mememenuhi syarat Hadits hasan adalah hasan lidzatih yang disebut Hadits hasan lighairih adalah Hadits yang sanadnya tidak sepi dari orang yang matsur taknyata keahliannya bukan pelupa yang bnyak salahnya, tidak tampak adanya sebab yang menjadikannya fasik dan matan Haditsnya adalah baik berdasarkan periwayatan yang semisal dan semakna dari sesuatu segi yang lain. Martabat Hadits hasan adalah terletk pada tinggi rendahnya kedlabhitan dan keadilan para rawinya Hadits hasan yang tinggi martabatnya, ialah yang bersanad ahsanul’il-asanid. Kedudukan Hadits shahih dan hasan dalam berhujjah adalah kedua-duanya sifat dapat diterima (maqbul) walau rawi Hadits hasan kurang hafalannya dibanding dengan rawi Hadits shahih, tetapi rawi Hadits hasan masih terkenal sebagai orang yang jujur dan dari pada melaukan perbuatan dusta. Cara mengatasi Hadits makbul yang saling berlawanan (mukatalif) adalah pertama kita berusaha untuk mengumpulkan (mengkompromikan) kedua-duanya sampai hilang perlawanannya. Kedua hendaklah kita mencari, mana diantara kedua Hadits tersebut yang datang lebih dahulu, dan mana yang datang kemudian. Ketiga, yaitu beralih kepada penelitian mana Hadits yang kuat baik sanad maupun matannya untuk ditarjihkan. Keempat, jika semuanya tahapan diatas gagal maka kedua Hadits tersebut mesti dibekukan. Hadits Dhaif ialah Hadits yang kehilangan suatu syarat atau lebih dari syata-syarat Hadits shahih atau Hadits hasan. Klasifikasinya adalah terwujudnya cacat-cacat pada rawinya, baik tentang keadilannya maupun kehafalannya, dan ketidak bersambungan-sambunbgannya sanad, dikarenakan adanya seorang rawi atau lebnih, yang digugurkan atau saling tidak bertemu satu sama lain. Macam, macam Hadits dla’if: Hadits maudlu’ adalah Hadits yang dicipta serta dibuat oleh seorang (pendusta) yang ciptaan itu dibangsakan kepada Rasulullah saw., secrara palsu dan dusta, hal itu disengaja, maupun tidak. Ciriciri yang terdapat pada sanad adalah: pengakuan dari si pembuat sendiri, qarinah-qarinah yang memperkuat adanya pengakuan membuat Hadits maudlu’, qarinah-qarinah yang berpautan dengan tingkah lakunya. Sumber-suber yang diriwayatkan dalam Hadits maudlu’ adalah biasanya dari fikiran sendiri atau pendapat sendiri dan kutipan dari orang-orang besar atau torang ‘alim pada waktu itu. Motif yang bisa mendorong untuk membuat Hadits maudlu’ adalah mempertahankan idiologi partainya (golonganny) sendiri dan menyerang partai lawannya. Untuk merusak dan mengeruhkan agama Islam, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang zindiq. Fanatik kebangsaan, kesukuan, kedaerahan, kebahasaan dan kultus individu terhadap imam mereka. Membuat kisah-kisah dan nasihat-nasihat untuk menarik minat para pendengarnya. Mempertahankan mazhab dalam masalah khalifiah fiqhiyah dan kalamiyah. Mencari muka dihadapan para penguasa untuk mencari kedudukan atau mencari hadiah. Kejahilan mereka dalam agama disertai dengan adanya kemauan keras untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Usaha para ulama dalam memberantas pemalsuan Hadits adalah dengan mengisnadkan Hadits, meningkatkan perlawatn mencari Hadits, mengambil tindakan kepada para pemalsu Hadits, menjelaskan tingkah laku rawi-rawinya, membuat ketentuan-ketentuan umum tentang klasifikasi Hadits, membuat ketentuan-ketentuan untuk mengetahui ciri-ciri Hadits maudlu’, Hadits Matruk ialah Hadits yang menyendiri dalam periwayatannya, yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam perhaditsan. Hadits Ma’ruf adaah Hadits yang menyendiri dalam periwayan yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahan atau jelas klasifikasinya yang bukan karena dusta. Hadits Mu’alal adalah suatu Hadits yang setelah diadakan penelitian dan penyidikan, tampak adanya salah sangka dari rawinya, dengan mewashalkan (menganggap bersambung suatu sanad) Hadits yang munqathi (terputus) atau memasukan sebuah Hadits pada suatu Hadits yang lain, atau yang semisal dengan itu. Hadits Mudraj (saduran) hadis ini adalah yang disadur dengan sesuatu yang bukan Hadits perkiraan, bahwa sandaran itu termasuk Hadits. Hadits Maqlub, yaitu Hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi Hadits lain) di sebabkan mendahulukan dan mengakhirkan. Hadits Mudltharrib, adalah Hadits yang mengkhalafahnya (menyalahi dengan Hadits lain) terjadi dengan pergantian pada satu segi, yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarihkan. Hadits Muharraf, ialah Hadits yang mukhalafahnya (menyalahi Hadits riwayat orang lain) terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata, dengan masih tetapnya bentu tulisannya. Hadits Mubham, majhul dan matsur, Hadits mubham madalah Hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang dijelaskan pakah laki-laki atau perempuan, Hadits Syadz dan mahfudh, ialah Hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqoh) menyalahi riwayat orang yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi-segi pentarjihannya. Hadits Mukhtalih adalah Hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya. Macam-macam Hadits dla’if adalah Hadits Mu’allaq ialah Hadits yang gugur rowinya seorang atau lebih dari awal sanad. Dan Hadits Mursal, yaitu Hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seorang setelah tabi’in. Klasifikasinya adalah mursal jaly dan mursal sahabat. Hadits Mudallas, adalah Hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa Hadits itu tiada bernoda. Macamnya adalah tadlis isnad, Tadlis Syuyukh dan tad-lis taswiyah (tajwid). Hukum Hadits mudalas adalah karena terdorong oleh suatu maksud jahat untuk menutupi cacata gurunya atau menutupi kelemahan suatu Hadits. Hadits Munqathi, adalah Hadits yang gugur seorang rawinya sebelum sahabat, di satu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut. Hadits Mu’dlal, adalah Hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih, berturut-turut, baik sahabat tabi’in bersama tabi’in, maupun orang sebelum sahabat dan tabi’in.

Tinggalkan komentar

Filed under Uncategorized

Tinggalkan komentar